Gelanggang Mahasiswa: Suarakan Kebenaran

Dari Guru Honorer ke Doktor dan Senator: Kisah Elviana, Perempuan Jambi yang Menginspirasi

75

Ditulis oleh: Ahmad Ilham Asmaryadi, MA., M.Pd., C.Ps.
(Tenaga Ahli DPD RI)

Jambi, 8 Juni 2025 — Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan perjuangan. Bagi Dr. Hj. Elviana, M.Si., setiap langkah hidupnya adalah bukti nyata bahwa perempuan bisa menjadi kuat, bijaksana, dan inspiratif tanpa harus meninggalkan akar perjuangannya. Dari ruang kelas sederhana sebagai guru honorer hingga ruang sidang Senayan sebagai wakil rakyat, dan kini menyandang gelar akademik tertinggi doktor. Elviana telah melewati jalan panjang yang penuh liku, namun selalu dijalani dengan tekad dan niat mulia.

Akar Pendidikan dan Pengabdian

Elviana menamatkan pendidikan S1 di IKIP Padang (kini UNP) pada tahun 1990 dalam bidang Pendidikan Biologi. Sejak awal, jalur hidupnya tidak biasa. Ia menerima beasiswa ikatan dinas, suatu bentuk penghargaan negara kepada mahasiswa berprestasi dengan imbal balik pengabdian sebagai tenaga pendidik. Setelah lulus, ia sebenarnya langsung memperoleh SK pengangkatan sebagai dosen di IKIP Medan. Namun, keputusan besar diambil, ia tidak mengambil SK tersebut dan memilih merantau ke Jambi, sebuah daerah yang baginya memiliki potensi dan ruang yang luas untuk mengabdi, bertumbuh, dan memberi makna.

Keputusan itu bukan tanpa risiko. Di Jambi, Elviana mengajar sebagai guru honorer di SMP dan SMA Nusantara Jambi, juga di SMA At-Taufiq Jambi, dengan gaji yang sangat minim. Namun, keterbatasan itu tidak menyurutkan semangatnya. Justru, ia mengambil banyak peran lain untuk bertahan dan terus memberi kontribusi. Ia mengajar les privat dari rumah ke rumah, menjadi dosen di Akademi Sekretari Manajemen (ASM Jambi) yang kini dikenal sebagai STIE Jambi dan aktif dalam berbagai kegiatan edukatif lainnya.

Pada Februari 1993, perjuangannya membuahkan hasil. Ia berhasil memindahkan SK dosennya ke Universitas Jambi (UNJA) dan sejak saat itu resmi menjadi dosen tetap di FKIP UNJA. Ini bukan sekadar pengangkatan formal, tapi pengakuan atas dedikasi dan konsistensi seorang perempuan muda yang memilih jalan terjal demi bisa tetap berada di tengah masyarakat yang membutuhkan pendidik berdedikasi.

Melompat ke Akademik Lebih Tinggi

Setelah bertahun-tahun mengabdi di Jambi, Elviana kembali ke jalur akademik formal. Pada tahun 1998, ia melanjutkan studi ke jenjang Magister Biologi di Institut Pertanian Bogor (IPB), sebuah kampus unggulan di Indonesia. Di sana, ia menunjukkan kecepatan dan kedisiplinan belajar yang luar biasa menyelesaikan S2 hanya dalam 16 bulan atau 3 semester. Capaian ini mencerminkan kecintaan yang mendalam terhadap ilmu pengetahuan, serta kemampuannya dalam menyusun prioritas dengan tepat.

Dari Kampus ke Senayan

Namun, hidup Elviana tak hanya bicara tentang akademik. Pada Pemilu 2004, ia memutuskan untuk maju sebagai calon legislatif. Dunia politik yang dikenal keras dan kompetitif tak membuatnya gentar. Ia menang dan masuk ke DPR RI, mewakili suara rakyat Jambi. Ia terus dipilih kembali, termasuk sebagai anggota DPD RI di periode selanjutnya. Hingga kini, lima periode di Senayan telah dijalani, menjadikannya salah satu politisi perempuan paling berpengaruh asal Sumatra.

Dalam berbagai forum nasional, Elviana dikenal sebagai sosok yang vokal menyuarakan isu pendidikan, perempuan, dan pembangunan daerah. Ia tidak kehilangan identitasnya sebagai seorang pendidik, meskipun tengah berada di lingkungan politik yang sering kali keras dan maskulin. Prinsipnya sederhana: “Pengabdian tidak boleh kehilangan hati nurani.”

Kembali ke Akademik: Selesaikan S3 dengan Summa Cum Laude

Tahun 2007, di tengah padatnya tugas sebagai wakil rakyat, Elviana sempat kembali melanjutkan studi doktoralnya di IPB. Namun, intensitas tugas-tugas kenegaraan dan keterikatan sebagai representasi publik membuatnya harus menghentikan sementara studi tersebut.

Barulah pada 2022, ia memutuskan untuk kembali fokus menyelesaikan gelar doktor, kali ini di kampus UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam 3 tahun, Elviana berhasil menyelesaikan program doktoralnya dengan prestasi gemilang. Ia lulus dengan predikat Summa Cum Laude, predikat tertinggi dalam dunia akademik, yang bukan hanya menggambarkan kecerdasan intelektual, tetapi juga dedikasi dan konsistensi belajar di tengah berbagai peran sosial dan politik yang ia jalani.

Momen Bersejarah: Sidang Promosi yang Penuh Haru

Sidang terbuka promosi doktor Elviana bukan sekadar seremoni akademik. Ini adalah selebrasi dari perjalanan panjang seorang perempuan yang tidak menyerah pada keadaan. Acara ini dihadiri tokoh-tokoh penting:

Prof. Isma Yatun, Ketua BPK RI (RI 10), hadir sebagai penguji kehormatan .
Dr. H. Al Haris, Gubernur Jambi. Sebagai penguji eksternal.
Para promotor dan penguji internal : Prof. H. Muktar, M.Pd, Prof. Kasful Anwar, M.Pd, Prof. Muntholib, Dr. Kemas, serta Prof. Risnita, Direktur Pascasarjana UIN STS Jambi.
Dalam sidang tersebut, Elviana menyampaikan dengan suara bergetar:

“Saya memulai semuanya sebagai guru honorer tahun 1991, mengajar les, jadi dosen, lalu beralih ke politik. Tapi saya tidak pernah berhenti belajar. Hari ini, saya tuntaskan janji akademik saya sebagai doktor.”

Kesimpulan: Inspirasi Bagi Generasi Perempuan Indonesia

Kisah Elviana bukan hanya milik Jambi, tapi milik semua perempuan Indonesia yang terus berjuang dalam diam. Ia adalah contoh nyata bahwa perempuan bisa kuat tanpa kehilangan kelembutan, bisa menjadi cerdas tanpa harus kehilangan kepedulian, dan bisa memimpin tanpa harus meninggalkan jati dirinya sebagai pendidik.

Dari guru honorer dengan bayaran seadanya, menjadi dosen yang mendidik ribuan mahasiswa, menjadi senator lima periode, dan kini menyandang gelar doktor dengan predikat tertinggi Elviana adalah wajah dari perempuan Indonesia yang tak gentar melawan keterbatasan, dan tak pernah lelah mencintai ilmu pengetahuan dan pengabdian.

Leave A Reply

Your email address will not be published.