Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Budaya Baca vs Budaya Nonton: Apakah Buku Masih Punya Masa Depan?Oleh: Siti Rofi’atussa’adahMahasiswa S-1 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNDHARI

    31 Desember 2025

    Berdamai dengan Kekurangan, Seni Berteman dengan Diri Sendiri

    31 Desember 2025

    Dipimpin Wakil Rektor III, UNDHARI Sapa dan Motivasi Siswa Kelas XII SMAN 1 Pulau Punjung

    18 Desember 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Gema Undhari
    Subscribe Now
    • Home
    • Berita

      Dipimpin Wakil Rektor III, UNDHARI Sapa dan Motivasi Siswa Kelas XII SMAN 1 Pulau Punjung

      18 Desember 2025

      Undhari Peduli Galang dan Salurkan Donasi untuk Bencana Palembayan Agam Sumatra Barat

      8 Desember 2025

      Dosen FKIP Undhari Beri Sosialisasi KTI dan Motivasi Studi untuk Siswa Kelas XII SMAN 1 Koto Salak

      20 November 2025

      English Speech Competition 2025 di Undhari Sukses Ciptakan Generasi Muda Berani Bicara dan Berpikir Global

      5 November 2025

      SMA Katolik Xaverius Padang Tampil Energik dan Kompak di LKBB Undhari 2025

      2 November 2025
    • Features
    • Ormawa
    • Opini
    • aspirasi
    • Contact
    Gema Undhari
    Home » Budaya Baca vs Budaya Nonton: Apakah Buku Masih Punya Masa Depan?Oleh: Siti Rofi’atussa’adahMahasiswa S-1 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNDHARI
    Opini

    Budaya Baca vs Budaya Nonton: Apakah Buku Masih Punya Masa Depan?Oleh: Siti Rofi’atussa’adahMahasiswa S-1 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNDHARI

    adminBy admin31 Desember 2025Tidak ada komentar5 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Buku merupakan jendela dunia. Melalui buku, berbagai informasi bisa kita dapatkan. Sampai akhirnya era sudah banyak berubah. Dalam beberapa tahun terakhir, cara kita mencari sesuatu berubah drastis. Jika dulu orang membaca buku untuk belajar atau hanya untuk mengisi waktu kosong, maka sekarang kebanyakan orang lebih suka dengan gaya baru, yaitu menonton. Menonton di era sekarang bisa dinikmati diberbagai aplikasi, seperti tik-tok, youtube, Instagram, atau aplikasi lainnya. Dengan menonton kita bisa mendapatkan informasi secara instan, tanpa membolak-balikkan halaman buku atau sumber bacaan lainnya. Lalu, yang menjadi permasalahannya apakah buku masih punya masa depan?

    Kalau dipikir-pikir budaya nonton memang berkembang karena alasan yang masuk akal. Di era sekarang hampir semua orang memiliki smartphone, internet juga sudah mudah diakses. Jadi, menonton menjadi pilihan yang sangat simple, dan juga lebih cepat. Apalagi saat kita merasa lelah setelah seharian bekerja atau kuliah, rasanya menonton memang menjadi pilihan yang tepat dari pada harus membaca tulisan-tulisan. Visual, suara, dan editan yang menarik dapat dengan mudah diterima oleh penonton.

    Selain tentang kemudahan, perubahan gaya hidup juga turut memengaruhi. Semua serba cepat, serba instan. Bahkan, beberapa orang merasa tidak punya waktu hanya untuk sekedar membaca koran, padahal sebenarnya bukan karena tidak memiliki waktu, tapi mungkin tak terbiasa menluangkan waktu untuk membaca. Menonton itu fleksibel, bisa sambil makan, sambil rebahan, dan juga sambil menunggu kelas berikutnya dimulai. Sedangkan membaca membutukan fokus yang tinggi agar apa yang kita baca bisa masuk kedalam pikiran dan membaca juga hanya bisa dilakukan disuasana tertentu seperti suasana tenang tanpa kebisingan. Inilah alasan yang membuat membaca terasa begitu berat untuk dilakukan.

    Tetapi budaya nonton yang terlalu berlebihan juga memiliki dampak negatif, yaitu kita jadi terbiasa menerima informasi secara instan, sehingga kita mudah merasa bosan ketika harus membaca teks yang panjang dengan secara mendalam. Banyak orang yang lebih suka langsung ke intisarinya saja, daripada membahas secara keseluruhan. Padahal, kemampuan membaca suatu teks yang panjang, memahami secara mendalam, dan berpikir kritis itu sangat penting, apalagi untuk mahasiswa yang memang diharuskan membaca agar wawasannya luas.

    Wawasan luas, mengerjakan tugas jadi lebih mudah. Ditengah perubahan ini, budaya baca memang sedang berada dimasa krisis. Di Indonesia saja minat bacanya sangat rendah, faktanya UNESCO menyebut indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya diangka 0,001% atau dari 1,000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Tidak semua orang memiliki kebiasaan membaca sejak dini. Selain karena orang tua tidak membiasakan membaca kepada anak, faktor anaknya yang memang malas juga bisa. Bahkan, ada juga yang merasa membaca adalah pekerjaan yang berat, lalu ada juga yang beralasan kesulitan mendapatkan buku berkualitas entah itu karena harga atau akses. Padahal, membaca tidak hanya dibuku saja.

    Membaca bisa juga melalui koran, majalah, atau lain sebagainya. Ketika suatu aktivitas tidak dibiasakan sejak awal, maka lama-lama akan terasa asing dan sulit untuk dilakukan. Walaupun begitu, buku sebenarnya memiliki kekuatan yang tidak bisa ditandingi dengan video. Saat membaca, otak kita menjadi sangat aktif, kita bisa berimajinasi, mengartikan, dan memahami makna dari setiap barisnya. Proses ini membantu kita melatih kemampuan berpikir secara mendalam, menambah kosa kata, dan melatih konsentrasi.

    Itulah mengapa membaca sering dianggap berat. Membaca juga bisa disebut sebagai Latihan mental. Mengapa begitu? Karena saat kita membaca, otak bekerja aktif walau sesederhana untuk mengenali huruf, mengingat makna, mengingat informasi, serta membayangkan apa yang dibaca. Proses ini melibatkan banyak bagian otak sekaligus, mulai dari bahasa, fokus, hingga ingatan, sehingga membuat pikiran terlatih layaknya tubuh yang berolahraga.

    Selain itu, buku juga lebih bisa dipercaya. Walaupun kita mungkin lelah mencari disetiap halaman. Isi buku biasanya sebelum dicetak akan terlebih dahulu melewati proses yang panjang seperti penelitan untuk mencari kebenarannya, perbaikan, dan hingga tahap penerbitannya. Informasi dari buku tidak bisa disamakan dengan informasi dari media sosial. Kenapa? Karena media sosial terkadang hanya asal diunggah tanpa dicek ulang terlebih dahulu, ditengah gencarnya arus informasi dan hoaks, buku tetap menjadi salah satu sumber yang paling aman dan dapat dipercaya.

    Walaupun tantangannya banyak, bukan berarti buku tidak bisa bertahan di era digital ini. Justru industry buku juga ikut berubah mengikuti perkembangan zaman. Ada e-book, perpustakaan digital, dan aplikasi untuk membaca yang bisa diakses lewat smartphone. Apalagi untuk mahasiswa zaman now, membaca lewat layar itu lebih praktis dan lebih murah. Bahkan, zaman sekarang sudah ada audiobook, yang memudahkan orang membaca buku hanya dengan mendengarkan suara yang berasal dari buku online itu.

    Perubahan bentuk fisik ini membuktikan bahwa buku tidak hilang, yang hilang hanya bentuk lamanya saja. Isi dan manfaatnya tetap ada, namun cara menikmatinya yang berbeda. Tetapi, masa depan buku bukan hanya soal teknologi. Lingkungan juga punya peran besar. Di rumah kebiasaan membaca bisa dibentuk melalui memberikan contoh dan kebiasaan. Di kampus, dosen bisa mendorong mahasiswa membaca melalui tugas resensi, diskusi buku, atau referensi bacaan tambahan. Perpustakaan juga bisa menjadi tempat membaca yang nyaman jika dikelola dengan baik. Dengan dukungan ini, budaya membaca tetap hidup meski dunia terus berubah.

    Jika Kembali ke pertanyaan awal, apakah buku masih punya masa depan? Jawabannya masih (iya). Budaya nonton memang lebih popular, tapi tidak bisa sepenuhnya menggantikan budaya baca. Bahkan, hal kecil saja seperti membaca subtitle juga termasuk bagian dari membaca. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Menonton cocok untuk gambaran cepat, sedangan membaca cocok untuk pendalaman. Justru kalua keduanya dipakai secara seimbang, kita akan dapat manfaat lebih lengkap.

    Saat ini, tantangan terbesar bukan memilih antara menonton atau membaca, tapi bagaimana kita bisa tetap melatih kemampuan membaca di tengah derasnya arus konten cepat. Membaca mungkin terasa lebih berat, tetapi manfaat jangka panjangnya sangat besar. Jadi, selama manusia masih menghargai pengetahuan, imajinasi, dan pemikiran mendalam, buku akan selalu punya tempat. Bentuknya mungkin berubah, tetapi keberadaannya tidak akan hilang begitu saja.

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    admin
    • Website

    Related Posts

    Berdamai dengan Kekurangan, Seni Berteman dengan Diri Sendiri

    31 Desember 2025

    PGSD FKIP UNDHARI Pacu Persiapan Akreditasi Unggul lewat Workshop Penyelarasan Kurikulum OBE

    26 November 2025

    SDIT Al-Ihsan Gelar Upacara Hari Guru Nasional, Dr. Amar Salahuddin Bertindak sebagai Pembina Upacara

    26 November 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Our Picks

    Noise-Cancelling Headphones For a Superb Music Experience

    15 Januari 2020

    Harry Potter: 10 Things Dursleys That Make No Sense

    15 Januari 2020

    Dubai-Based Yacht Company is Offering Socially-Distanced Luxury

    15 Januari 2020

    The Courier – a New Song with Benedict Cumberbatch

    14 Januari 2020
    Don't Miss
    Opini

    Budaya Baca vs Budaya Nonton: Apakah Buku Masih Punya Masa Depan?Oleh: Siti Rofi’atussa’adahMahasiswa S-1 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNDHARI

    By admin31 Desember 20250

    Buku merupakan jendela dunia. Melalui buku, berbagai informasi bisa kita dapatkan. Sampai akhirnya era sudah…

    Berdamai dengan Kekurangan, Seni Berteman dengan Diri Sendiri

    31 Desember 2025

    Dipimpin Wakil Rektor III, UNDHARI Sapa dan Motivasi Siswa Kelas XII SMAN 1 Pulau Punjung

    18 Desember 2025

    Undhari Peduli Galang dan Salurkan Donasi untuk Bencana Palembayan Agam Sumatra Barat

    8 Desember 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    Top Posts

    Dari Kampus ke Dunia Nyata; Undhari Lepas Ratusan Mahasiswa Siap Mengabdi dan Menginspirasi

    1 Agustus 202564 Views

    Ormawa Undhari Gelar Kongres Mahasiswa 2025, Widya Ana Putri Terpilih sebagai Ketua DPM

    23 November 202561 Views

    Cerita Rakyat (Berkisah Tentang Ibu), Sumber Inspirasi dan Pembelajaran

    28 Desember 202359 Views

    Undhari Peduli Galang dan Salurkan Donasi untuk Bencana Palembayan Agam Sumatra Barat

    8 Desember 202547 Views
    Don't Miss
    Opini

    Budaya Baca vs Budaya Nonton: Apakah Buku Masih Punya Masa Depan?Oleh: Siti Rofi’atussa’adahMahasiswa S-1 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNDHARI

    By admin31 Desember 20250

    Buku merupakan jendela dunia. Melalui buku, berbagai informasi bisa kita dapatkan. Sampai akhirnya era sudah…

    Berdamai dengan Kekurangan, Seni Berteman dengan Diri Sendiri

    31 Desember 2025

    Dipimpin Wakil Rektor III, UNDHARI Sapa dan Motivasi Siswa Kelas XII SMAN 1 Pulau Punjung

    18 Desember 2025

    Undhari Peduli Galang dan Salurkan Donasi untuk Bencana Palembayan Agam Sumatra Barat

    8 Desember 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    About Us
    About Us

    Your source for the lifestyle news. This demo is crafted specifically to exhibit the use of the theme as a lifestyle site. Visit our main page for more demos.

    We're accepting new partnerships right now.

    Email Us: info@example.com
    Contact: +1-320-0123-451

    Facebook X (Twitter) Pinterest YouTube WhatsApp
    Our Picks

    Budaya Baca vs Budaya Nonton: Apakah Buku Masih Punya Masa Depan?Oleh: Siti Rofi’atussa’adahMahasiswa S-1 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNDHARI

    31 Desember 2025

    Berdamai dengan Kekurangan, Seni Berteman dengan Diri Sendiri

    31 Desember 2025

    Dipimpin Wakil Rektor III, UNDHARI Sapa dan Motivasi Siswa Kelas XII SMAN 1 Pulau Punjung

    18 Desember 2025
    Most Popular

    Runway Royalty: World’s Top 10 Highest-Paid Models of 2023

    4 Januari 20200 Views

    HDR Photography Blew My Mind. It’s Complicated

    9 Januari 20200 Views

    Check Out the Celebrities From the International Film Festival Awards 2023

    10 Januari 20200 Views
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Home
    • Buy Now
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.